Sabtu, 02 Februari 2008

senandung jiwa



Di kedalaman jiwaku ada
Nyanyian tanpa kata - nyanyian yang hidup
Dalam benih-benih hatiku.
Ia menolak bersatu dengan tinta di
Perkamen; ia mengandalkan simpatiku
Pada sebuah jubah dan mengalir,
Tetapi tidak dibibirku.

Bagaimana aku melihatnya? Aku takut ia akan
Bercampur dengan ether dunia;
Kepada siapa ia kunyanyikan? Ia bersarang
Dirumah jiwahku, dalam ketakutan
Kepada telinga pemarah

Ketika kutatap mata batinku
Aku melihat bayangan dari bayanganya
Ketika kusentuh jemariku
Aku merasakan getarannya.

Tindakan tanganku mengikuti
Kehadirannya seperti danau memantulkan
Kemerlip bintang-bintang; air mataku
Menyingkapkannya, secemerlang embun
Mengungkap rahasia mawar

Inilah senandung gubahan dalam renung,
Di hias oleh kesunyian
Di lupakan oleh kenagan
Di lumatkan oleh kebenaran
Di tiruhkan oleh impian
Di pahami oleh cinta
Di sembunyikan oleh kesadaran
Dan dinyanyikan oleh jiwa.

Inilah senandung cinta;
Apakah kain atau esau
Dapat mendendangkannya?

Ia lebih semerbak dari melati;
Suara apa yang dapat mewaadahi?

Ia tersenbunyi seperti rahasia perawan
Dawai apa yang dapat menggetarkannya?

Siapa berani memaduh raungan samudra
Dan dendang lubuk malam?

Siap berani membandingkan prahara
Dengan desah seorang bayi?
Siapa berani meneriakkan
Kehendak hasrat hati?
Manusia mana yang berani menyanyikan
Lagu senandung tuhan?

Dinukil dari karya kahlil gibran (lukisan keabadian)
gibran, Kahlil. 2001. lukisan keabadian. Yogyakarta: Fajar Pustaka

Tidak ada komentar: